Catatan Langit Untukku
Entah...telah berapa coretan dari langit yang tertoreh untukku? kebahagiaan, kesedihan, rasa lelah, bosan, amarah, kasih, dan cinta terukir lembut darinya untukku, catatan-catatan langit untukku bagai misteri dari Ilahi yang selalu kunanti dan terus kunanti hingga mati. tak pernah tahu pasti apa selanjutnya yang akan ditorehkan Sang Maha Agung untukku di lembaran-lembaran putihnya.
Ketika catatan langit sedang berhenti tepat mengukir sebuah kebahagiaan, hati dengan begitu cepatnya akan mengkristalkan setiap detail memory yang ada. Bahkan selalu ingin untuk terus kembali membuka lembar catatan langit yang begitu manis dan mengesankan.
Lain dengan catatan langit yang sedang berhenti tepat mamahat luka kesedihan, kepalsuan yang penuh dengan dusta dan kemunafikan. Hati berteriak, meronta, memaksa untuk segera keluar dari riak-riak kepahitan dunia. Bahkan, lembar catatan langit itu sebisa mungkin ingin terlompati dan tak terbaca sedikitpun. Bahkan berharap catatan langit itu tak akan menimpaku.
Itulah manusia sepertiku, atau mungkin yang lainnya pun seperti itu. Manusia memang tak pernah adil, kesenangan, hidup damai tanpa ada suatu masalah selalu itu yang diharapkan. Ketika manusia meneriakkan ketidak adilan akan catatan langit baginya...ketika manusia menyalahkan Sang Maha Agung akan torehan pada catatan langit yang di berikan padanya, pada saat itu mereka lupa...merekalah yang memperlakukan diri mereka sendiri dengan tidak adil...
Benar...tidak seharusnya aku merasa terpuruk seperti ini dan mempersalahkan catatan langit yang di tuliskannya untukku. Yang sekarang perlu lakukan, adalah lakukan sebaik mungkin dan setulus mungkin untuk menyelesaikannya. Yakinlah, catatan langit akan selalu berakhir indah meski melewati lembar demi lembar yang begitu pahit, membosankan, menyebalkan dan begitu memuakkan.
|
No comments:
Post a Comment